Ilustrasi, seseorang menyesal tidak sedekah seumur hidupnya padahal ia mampu.
Seandainya Aku Bisa Kembali, Hanya untuk Bersedekah
22/09/2025 | AYW./Setiap orang yang meninggal dunia telah menutup pintu amalnya. Semua kesempatan yang dahulu terbentang kini hilang. Tidak ada lagi shalat, tidak ada lagi puasa, tidak ada lagi sedekah. Yang tersisa hanyalah penyesalan dan penantian akan hasil dari amal yang telah ia tabung semasa hidup.
Allah menggambarkan penyesalan itu dalam Al-Qur’an:
“Wahai Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku bisa berbuat amal shalih yang telah aku tinggalkan…” (QS. Al-Mu’minun: 99–100).
Menariknya, dalam sebuah ayat lain Allah menyebutkan bahwa ketika seseorang sudah menghadapi kematian, ia tidak meminta kembali untuk shalat, tidak meminta kembali untuk haji, tidak meminta kembali untuk berdzikir. Yang pertama kali disebut adalah sedekah.
“…dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kalian; lalu ia berkata: ‘Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku barang sebentar saja, maka aku akan bersedekah dan aku termasuk orang-orang shalih’.” (QS. Al-Munafiqun: 10).
Mengapa sedekah?
Karena sedekah adalah amal yang cepat dirasakan manfaatnya oleh orang lain, pahalanya terus mengalir walaupun kita sudah tiada, dan ia menjadi penolong di alam kubur.
Kisah yang Menggetarkan
Kisah Utsman bin Affan r.a.
Dahulu di Madinah terjadi krisis air. Sebuah sumur milik seorang Yahudi dijual dengan harga sangat tinggi. Kaum muslimin kesulitan. Utsman bin Affan r.a. lalu membelinya dengan harga yang mahal, lalu menghibahkannya untuk kaum muslimin. Sampai hari ini, sumur itu masih mengalir di Madinah, dan pahala Utsman terus mengalir meskipun beliau sudah wafat lebih dari 14 abad lalu.
Kisah Tiga Orang yang Terjebak dalam Gua
Dalam hadis riwayat Bukhari-Muslim, tiga orang terperangkap di dalam gua karena tertutup batu besar. Mereka berdoa dengan menyebut amal terbaik masing-masing. Salah satunya menyebut tentang sedekah yang ia berikan kepada seorang pekerja miskin. Doa itu menjadi wasilah keselamatan mereka. Ini menunjukkan betapa sedekah mampu menolong, bahkan di saat yang paling sulit.
Kisah Nyata Masa Kini
Tidak sedikit kisah orang yang hidupnya berubah karena sedekah. Seorang pedagang kecil yang rajin menyisihkan sebagian keuntungannya untuk membantu fakir miskin, tiba-tiba diberi kelapangan rezeki yang tidak ia sangka. Bahkan ada orang sakit yang sembuh setelah dengan ikhlas bersedekah untuk anak yatim. Semua itu adalah bukti nyata janji Allah: “Sedekah tidak akan mengurangi harta.”
Renungan untuk Kita di Sleman
Betapa banyak saudara kita di Sleman yang membutuhkan bantuan: anak-anak yatim yang butuh sekolah, dhuafa yang kesulitan makan, pedagang kecil yang ingin bangkit, dan keluarga miskin yang terlilit utang. Bisa jadi, satu sedekah dari kita menjadi jawaban doa mereka.
Kita tidak tahu kapan ajal menjemput. Namun kita tahu, kesempatan itu masih ada sekarang. Mari jangan menunggu sampai ajal tiba lalu menyesal dan berkata: “Ya Allah, kembalikan aku ke dunia, agar aku bisa bersedekah…”
Saat ini, tangan kita masih bisa memberi. Harta kita masih ada di genggaman. Maka mari kita gunakan untuk bersedekah di jalan Allah, agar kelak ketika kita dipanggil, kita bisa tersenyum karena pahala sedekah terus mengalir.***
Oleh:
Muhaimin, S.Ag., M.Pd.
(Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan)