Ilustrasi, jangan melukai mereka yang telah kita bantu.

Jangan Lukai Hati Mereka yang Pernah Kita Bantu

09/10/2025 | Muhaimin, S.Ag., M.Pd.

Dalam setiap kebaikan yang kita berikan, tersimpan makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar berbagi harta. Saat seseorang menunaikan zakat, infak, atau sedekah, sesungguhnya ia sedang bertransaksi dengan Allah, bukan dengan manusia.

 

Nilai dari pemberian itu tidak terletak pada jumlahnya, tetapi pada keikhlasan hati yang menyertai.

 

Zakat bukan sekadar kewajiban sosial, melainkan cara Allah mendidik kita agar tidak terikat pada dunia, dan belajar untuk membersihkan hati dari rasa memiliki yang berlebihan.

 

Namun, di tengah semangat memberi, terkadang manusia tergelincir dalam ujub — merasa lebih tinggi dari yang menerima. Padahal, menolong bukan hanya tentang memberi, tetapi juga menjaga kehormatan dan perasaan mereka yang dibantu.

 

Sebab bisa jadi, di sisi Allah, orang yang menerima memiliki derajat yang lebih mulia karena kesabarannya dalam ujian hidup. Beriku ini adalah renungan tentang “Jangan lukai hati mereka yang pernah kita bantu” yang disampaikan oleh: Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Kabupaten Sleman, Muhaimin, S.Ag., M.Pd.

 

Sahabat,

Ketika seseorang menunaikan zakat, infak, atau sedekah, sejatinya ia sedang bertransaksi dengan Allah, bukan dengan manusia. Harta yang dikeluarkan bukan untuk meninggikan diri, melainkan untuk membersihkan jiwa dan menumbuhkan kasih.

 

Namun betapa sering, setelah memberi, seseorang tergelincir dalam ujub dan menyebut-nyebut bantuannya kepada penerima. Ia lupa, bahwa menyakiti hati mereka yang pernah ditolong dapat menghapus pahala yang telah dikumpulkan dengan susah payah.

 

Allah telah mengingatkan dengan sangat tegas dalam Al-Qur’an:

 

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia."

(QS. Al-Baqarah: 264)

 

Menolong bukan hanya tentang memberi harta, tapi juga menjaga kehormatan mereka yang dibantu. Sebab di hadapan Allah, derajat orang yang memberi dan yang menerima bisa saja sama — bahkan bisa jadi si penerima lebih mulia karena kesabarannya.

 

Maka, bila kita telah memberi, jangan disebut-sebut. Bila kita telah menolong, jangan disakiti hatinya. Biarlah kebaikan itu menjadi rahasia antara kita dan Allah, karena yang kita cari bukan ucapan terima kasih, melainkan ridha-Nya dan keberkahan hidup kita sendiri.

 

Zakat, infak, dan sedekah bukan sekadar memberi — tapi juga belajar untuk tidak merasa lebih tinggi dari yang menerima.

 

Sahabat,

Memberi seharusnya menjadi ibadah yang menghadirkan kedamaian, bukan kebanggaan. Maka, biarlah setiap zakat, infak, dan sedekah yang kita tunaikan menjadi rahasia antara kita dan Allah — agar pahala tetap terjaga dan keberkahan senantiasa mengalir.

 

Mari tumbuhkan keikhlasan dalam setiap kebaikan yang kita lakukan, dengan menunaikan zakat, infak, dan sedekah melalui BAZNAS Kabupaten Sleman, lembaga resmi pengelola zakat yang amanah dan terpercaya.

 

Bersama BAZNAS Sleman, wujudkan kepedulian yang menenangkan hati, membersihkan jiwa, dan menebarkan keberkahan bagi sesama.***

KABUPATEN SLEMAN

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ  |   2.2.12